Minggu, 12 Januari 2020

Penyebab Knocking dan cara mengatasinya

Knocking yang terjadi pada kendaraan memang sangat mengganggu, selain munculnya suara seperti "besi beradu", knocking pada mesin juga bisa menyebabkan penurunan tenaga yang dihasilkan oleh mesin. Untuk informasi lebih jauh tentang knocking ini, anda bisa membacanya pada artikel tentang memahami knocking pada mesin bensin yang sudah pernah saya terbitkan sebelumnya.

Efek yang timbulkan oleh knocking ini juga bisa beragam, namun umumnya pengemudian menjadi tidak nyaman karena kecepatan atau torsi yang kita harapkan bisa keluar dari mesin menjadi tidak sesuai, dan ini bisa membuat kita harus kembali menyesuaikan cara pengemudian pada mobil tersebut.

Knocking yang terjadi pada kendaraan memang sangat mengganggu Penyebab Knocking dan cara mengatasinya

Nah pada artikel berikut ini, kami akan menginformasikan apa saja penyebab knocking berikut cara mengatasinya.


Penyebab Knocking



1. Penggunaan Bahan Bakar berkualitas rendah dan tidak sesuai kebutuhan mesin

Hal pertama yang kerap menjadi penyebab knocking adalah penggunaan bahan bakar berkualitas rendah. Ya, penggunaan bahan bakar dengan kualitas yang tidak sesuai kebutuhan mesin bisa mengakibatkan munculnya knocking di mesin.

Seperti kita ketahui bahwa bahan bakar jenis bensin yang beredar di Indonesia terdapat 5 pilihan yang diukur berdasarkan angka dan nilai oktan (RON : Research Octane Number), yaitu RON 88 (Premium), RON 90 (Pertalite), RON 92 (Pertamax), RON 95 (Shell V Power), dan RON 98 (Pertamax Turbo).

Angka RON ini adalah nilai / angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan.

Ketika mobil mewajibkan penggunaan bensin dengan nilai RON 92(pertamax) keatas, kemudian di isikan bensin dengan nilai RON 88 (Premium) secara terus menerus, maka hasil pembakaran di mesin akan berubah akibat terjadinya perbedaan tekanan tersebut.

Perbedaan tekanan ini secara otomatis juga akan mempengaruhi hasil ledakan yang dihasilkan di dalam ruang bakar terkait waktu dan daya ledaknya. Efeknya, akan muncul kondisi "pre-ignition" dalam ruang bakar yang imbasnya akan menimbulkan knocking.


2. Deposit Pada Ruang Bakar & Dinding Silinder

Penyebab knocking selanjutnya adalah adanya deposit pada ruang bakar dan dinding silinder mesin. Deposit (kerak/jelaga hasil pembakaran) biasanya muncul akibat lamanya waktu operasional mesin ataupun telah terjadi masalah di mesin yang tidak segera diperbaiki termasuk seperti contohnya penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai.

Deposit yang tebal didalam ruang bakar akan mempersempit ruang bakar itu sendiri, menutupi seluruh bagian-bagian dinding silinder dan ruang bakar sehingga memberikan efek yang kurang baik yaitu meningkatnya tekanan kompresi yang dihasilkan mesin.

Ketika tekanan kompresi meningkat, umumnya suhu di dalam ruang bakar juga akan meningkat. Ketika tekanan dan suhu tinggi ini melebihi kemampuan bahan bakar untuk tidak meledak dengan sendirinya, maka akan terjadi "pre-ignition" yang kemudian disusul dengan knocking.


3. Cylinder Head pernah di bubut

Knocking yang terus menerus muncul bisa diakibatkan karena tinggi ruang bakar pada cylinder head sudah berkurang akibat pernah di bubut. Penyebab cylinder head di bubut ini juga banyak, salah satunya adalah bengkok akibat mesin overheat (kepanasan).

Mirip seperti penumpukan deposit, pemotongan cylinder head ini (melalui bubut), akan mempengaruhi tekanan kompresi yang dihasilkan oleh mesin.

Peningkatan tekanan ini akan memunculkan knocking didalam mesin. Bahkan, mengantisipasinya dengan menaikkan nilai RON bahan bakar yang digunakan kerap tidak banyak membantu.


4. Penggunaan Busi tidak sesuai

Hal selanjutnya yang kami ketahui bisa menjadi penyebab knocking adalah penggunaan busi yang tidak sesuai. Busi sendiri terdiri dari dua tipe , busi dingin dan busi panas. Selain itu masing masing tipe busi juga di bagi lagi berdasarkan kode-kode yang berbeda oleh pihak pabrikan.

Secara umum, busi membantu mengontrol kondisi internal mesin dan beroperasi dengan kondisi yang presisi. Penggunaan busi yang salah akan menciptakan kondisi yang kurang optimal untuk proses pembakaran bahan bakar.

Akibatnya, akan terjadi penumpukan deposit di ruang serta perubahan suhu dalam ruang bakar mesin, yang efeknya akan menimbulkan "pre-igniton" dan selanjutnya knocking.


5. Terjadi Malfungsi pada sistem EFI

Knocking akan muncul dan bisa terjadi ketika Knock Sensor rusak. Seperti diketahui, knock sensor akan mengukur detonasi yang terjadi sehingga ECU mesin akan mengkoreksinya supaya detonasi yang muncul bisa berkurang atau hilang.

Disaat knock sensor rusak, kondisi ini akan menimbulkan malfungsi pada sistem EFI. Akibatnya, sistem akan mengaktifkan mode "Fail-Safe". Ketika "Fail-Safe" terjadi, biasanya indikator Check Engine akan menyala.

Disaat ini pula, umumnya mesin masih bisa tetap berfungsi seperti biasa, namun kondisi-kondisi seperti knocking, engine nyendat, dan lain-lain juga akan muncul.

Baca juga :



Cara Mengatasi Knocking


Setelah kita mengetahui beberapa penyebab knocking, berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi knocking tersebut, yaitu
  1. Menggunakan bensin dengan nilai RON paling tinggi (98), jika kondisinya masih sama;
  2. Lakukan pemeriksaan pada sistem EFI
  3. Lakukan penyetelan ulang ignition timing jika memungkinkan
  4. Perpendek Gap Busi (normalnya 0,7 mm), saat kondisi knocking buat gap busi menjadi 0,5 mm untuk mempercepat waktu proses loncatnya bunga api.
  5. Lakukan "Carbon Cleaning" pada mesin dengan menggunakan cairan khusus pembersih carbon., Jika knocking masih terjadi, lakukan langkah terakhir yaitu
  6. Lakukan pembongkaran pada Cylinder Head, bersihkan deposit dan jika memungkinkan berikan gasket cylinder head yang lebih tebal dari normalnya.