Minggu, 26 April 2020

PERAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI DALAM MERAJUT SILATURAHIM

PERAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI
DALAM MERAJUT SILATURAHIM
Oleh : Suwardi Lubis

A.      Pendahuluan
Menurut McLuhan melalui teorinya technological determinism, menyatakan bahwa teknologi bersifat menentukan (determinan) dalam membentuk kehidupan manusia. Kehadiran teknologi tak pelak memberikan pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan teknologi dan dikelilingi teknologi hampir dalam setiap gerak kehidupannya. Begitu juga dengan perkembangan teknologi media telah menciptakan revolusi di tengah masyarakat karena masyarakat sudah sangat tergantung kepada teknologi dan tatanan masyarakat terbentuk berdasarkan pada kemampuan masyarakat menggunakan teknologi. McLuhan melihat media berperan menciptakan dan mengelola budaya.[1]
Lebih jauh, McLuhan menyatakan bahwa media berfungsi sebagai kepanjangan indra manusia pada masing-masing era yaitu ; kesukuan (tribal), tulisan (literate), cetak (print) dan elektronik[2]. Era pertama, kesukuan; selama periode ini, kebudayaan sangat berorientasi pada pendengaran dan orang berkomunikasi lebih mengandalkan telinga. Era kesukuan memiliki ciri lisan yaitu bercerita, dimana orang menjalankan atau mengungkapkan tradisi, ritual, dan nilai-nilai mereka melalui kata-kata yang diucapkan. Karena pengalaman keseharian manusia tidak dapat dipisahkan dari percakapan maka kehidupan dan pengetahuan tidak dapat dipisahkan. Hal ini mengarahkan kepada terbentuknya kesadaran kolektif dengan sedikit perbedaan antara diri individu dan kelompok. Uapaya untuk menyamakan  diri dengan anggota kelompok lainnya merupakan aturan dan keharusan, bukan pengecualian. Identifikasi kelompok dan kesatuan kelompok menjadi sangat tinggi ketika masyarakat hanya mengandalkan pada kemunikasi lisan.
Era Kedua, tulisan; orang menekankan pada indra penglihatan yang ditandai dengan diperkenalkannya huruf abjad (alfabet) dan mata menjadi indra yang dominan dalam berkomunikasi. Mereka yang bisa membaca dan menulis memiliki status khusus sehingga pendidikan formal memegang peran penting. Pengetahuan kemudian menjadi objek impersonal atau benda dan memiliki status sebagai kebenaran. Tulisan telah menyebabkan orang menjadi terlepas dari lingkungan kesukuan yang bersifat kolektif dan memasuki lingkungan yang bersifat privat. Tulisan memungkinkan individu meninggalkan lingkungan kolektif tanda harus terputus dari arus informasi. Orang mulai mampu mendapatkan informasi tanpa bantuan anggota kelompok lainnya dan kerenanya masyarakat mulai cenderung bersifat individualistis dan mulai meninggalkan orietasi pada kelompok sehingga mempengaruhi kekuatan ikatan masyarakat suku. Munculnya tulisan menjadi awal dari era di mana komunikasi tidak perlu dilakukan secara tatap muka.
Era Ketiga, cetak; jika era tulisan memungkinkan orang lebih tergantung pada fungsi visual maka pada era cetak ketergantungan tersebut semakin meluas. Walaupun teknik cetak dapat juga dilakukan tanpa menggunakan mesin namun kehadiran mesin cetak memungkinkan orang untuk membuat salinan (copy) dari tulisan, buku, pengumuman dan sebagainya dalam jumlah besar. Akibat utama dari era cetak adalah munculnya masyarakat yang semakin terkotak-kotak atau terfragmentasi. Hasil cetakan berupa buku atau bentuk tulisan lainnya bersifat mudah dipindahkan, dapat dibawa-bawa dan dapat dibaca dimana saja secara lebih privat. Hal ini membuat orang menjadi terisolasi dari lingkungan komunitasnya dan mendorong munculnya individualisme.
Era keempat, elektronika; saat ini umat manusia sangat tergantung pada teknologi elektronik. Era elektronik justru telah membawa manusia kembali pada situasi era kesukuan yang lebih menekankan pada komunikasi lisan (oral). Media elektronik memiliki ciri sebagaimana percakapan lisan yang bersifat segera dan singkat yang berarti penerimaan informasi dan reaksi yang diberikan bersifat segera dan singkat. Namun perbedaan terletak pada tempat, era elektronik tidak terikat pada tempat karena pesan dapat dikirim secara elektronik (disiarkan). Jika pada era cetak, buku menjadi sumber informasi penting, maka pada era elektronik yang terjadi adalah desentralisasi informasi di mana individu sekarang telah menjadi salah satu sumber informasi utama. Era elektronik telah membawa orang kembali bergantung pada cara “berbicara” satu dengan lainnya sebagaimana era primitif, namun “berbicara” secara berbeda pengertiannya pada era kesukuan. Pada era elektronik, orang berbicara melalui televisi, radio, kaset rekaman, gambar foto, mesin penjawab, telepon, blog, e-mail dan lain-lain.
Keempat era, sebagaimana yang disebutkan oleh McLuhan tersebut di atas memang membuktikan betapa berpengaruhnya teknologi dalam membetuk relasi sosial atau hubungan masyarakat atau dalam bahasa Islamnya silaturrahim di tengah masyarakat. Namun demikian, pengaruh teknologi yang diungkapkan di atas tidak serta merta menyatakan bahwa ada keterputusan hubungan antar anggota masyarakat. Perkembangan teknologi di setiap era hanya merubah cara dan media anggota masyarakat dalam berkomunikasi. McLuhan melalui teorinya technological determinism sesungguhnya telah menjawab sebagian pandangan yang menyatakan bahwa teknologi membawa dampak negatif terhadap hubungan antar anggota masyarakat/silaturrahim.
Oleh karena itu, makalah ini pun dimaksudkan untuk lebih mempertegas bagaimana teknologi komunikasi dan informasi dapat merajut hubungan silaturrahim antar anggota masyarakat, dengan terlebih dahulu menjelaskan apa yang dimaksud teknologi komunikasi dan informasi, menjelaskan apa yang dimaksud silaturrahim atau hubungan antar anggota masyarakat dan bagaimana ia merajut hubungan silaturrahim itu sendiri. 

B.       Teknologi Komunikasi dan Informasi
1.    Teknologi
Apa itu teknologi ? Alo Liliweri dalam bukunya Komunikasi Serba Ada Serba Makna menjelaskan secara detail tentang arti dan defenisi teknologi, juga dengan mengutip beberapa defenisi dari para ahli dan berkesimpulan bahwa;[3] kata teknologi berasal dari techne (Inggris) yang berarti ilmu atau studi yang mempelajari tentang level praktis dari ilmu atau seni. Teknologi juga diistilahkan sebagai term yang digunakan dalam ilmu pengetahuan atau terminologi teknis dari ilmu pengetahuan. Teknologi merupakan akumulasi pengetahuan masyarakat tentang bagaimana mengubah lingkungan alam dengan bantuan mesin atau berdasarkan kearifan lokal dari suatu masyarakat. Teknologi adalah aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang digunakan manusia untuk mencapai suatu tujuan praktis, termasuk aplikasi metode, cara-cara, alat-alat fisik seperti mesin agar dapat memecahkan masalah (bersifat immaterial, termasuk memecahkan masalah kemanusiaan, politik dan aktivias sosial)
Pengertian teknologi di atas menampilkan sekurang-kurangnya tiga jenis teknologi, yakni :[4]
a.       Teknologi operasional; teknologi yang berkaitan dengan metode atau cara-cara tertentu untuk mengoperasikan peralatan fisik seperti mesin sehingga dapat memproduksi barang dan jasa sepanjang penggunaanya sesuai dengan prosedur dan aturan (manual) atau untuk mengerjakan apa yang harus dikerjakan.
b.      Teknologi material; teknologi yang berkaitan dengan peralatan fisik seperti mesin yang digunakan untuk memperoduksi barang dan jasa.
c.       Teknologi pengetahuan; teknologi yang berkaitan dengan pengetahuan atau pengajaran tentang metode, teknik (cara-cara) untuk mengoperasikan suatu aktivitas atau rangkaian aktivitas demi mendapat suatu hasil secara efektif dan efisien.
Arnold Pacey dalam bukunya berjudul Culture of Technology, menyebutkan setia teknologi memiliki tiga aspek yang berbeda, yaitu[5] :
a.       Aspek organisasional, yang terdiri dari aktivitas para pekerja organisasi seperti pemimpin organisasi, manajer, karyawan hingga serikat buruh.
b.      Aspek teknis, aspek yang terbatas pada konsep teknologi, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan know-how, serta alat dan mesin.
c.       Aspek budaya, aspek yanng meliputi tujuan, nilai-nilai dan aturan moral, kepercayaan yang mempengaruhi perancang dan pemanfaatan teknologi.

2.    Beberapa Konsep Teknologi dalam Komunikasi
Ada lima konsep teknologi dalam komunikasi, sebagaimana yang disampaikan oleh Alo Liliweri ; teknologi komunikasi, teknologi telekomunikasi, teknologi media, teknologi komputer dan teknologi informasi[6] ;
a.       Teknologi komunikasi ; merupakan penerapan prinsip-prinsip keilmuan komunikasi untuk memproduksi suatu item material bagi efektivitas dan efisiensi proses komunikasi. Teknologi komunikasi juga dapat dipandang sebagai penerapan prinsip-prinsip keilmuan komunikasi melalui penciptaan material (alat-alat teknis) agar meningkatkan kualitas dan kuantitas peranan unsur-unsur komunikasi seperti sumber, pesan, media, sasaran, dampak sesuai dengan konteks komunikasi. Dalam cara pandang ilmu komunikasi, teknologi komunikasi merupakan suatu sistem makro yang di dalamnya meliputi teknologi telekomunikasi, teknologi elektronika dan TI.
b.      Teknologi telekomunikasi ; telekomunikasi adalah perluasan komunikasi yang melampaui suatu jarak geografis. Dalam praktek komunikasi diakui bahwa segala sesuatu, termasuk pesan, mungkin akan hilang dalam proses pemindahan informasi karena melampaui jarah tertentu, karena itu telekomunikasi diciptakan untuk mengkonversi komunikasi dengan teknologi yang melampaui jarak, misalnya radio, telegram, televisi, telepon, komunikasi data dan jaringan komputer. Sebegai unsur utama telekomunikasi adalah transmitter yang berfungsi sebagai media atau saluran yang menghubungkan dan sekaligus memindahkan pesan dan informasi dari sumber kepada penerima.
c.       Teknologi media ; adalah teknologi yang berkaitan dengan media atau media itu sendiri yang memberikan kemudahan untuk mengalihkan pesan-pesan komunikasi. Teknologi media merupakan salah satu bagian dari teknologi komunikasi dalam arti luas, disamping teknologi organisasi media, teknologi pesan (informasi), teknologi peningkatan dampak komunikasi maupun teknologi untuk mengurangi atau meminimalisir gangguan (noise). Dengan teknologi media memungkinkan orang untuk membuat suatu pilihan informasi yang akan ditawarkan, termasuk memindahkan kekuasaan komunikasi yang tadinya dikelola oleh satu sumber organisasi ke individu atau kelompok orang. Ini sekaligus menggambarkan betapa berubahnya peta hubungan dan kecepatan serta kebebasan perpindahan informasi dari sumber kepada sasaran. Disebut kebebasan karena pengirim dan penerima tak dapat dikontrol dengan mudah, pemilih dengan bebas mengirimkan informasi kepada siapa saja dan penerima berhak memilih dan menerima informas sesuai kemauannya.
d.      Teknologi komputer ; dapat digolongkan sebagai new communication technology karena teknologi ini merupakan gabungan yang paling lengkap dari beragam teknologi lain, misalnya teknologi elektronika, teknologi informasi, teknologi media, teknologi telekomunikasi, yang semuanya dikemas dalam teknologi komunikasi multimedia. Inilah jenis teknologi baru yang peling berpenngaruh di abad ini, termasuk berpengaruh terhadap perubahan cara kerja organisasi modern. Adapun beberapa karakteristik khusus dari komunikasi berbasis komputer antara lain, pertama kecepatan dan biaya ; memainkan peranan yang sangat penting dalam pertukaran informasi yang dilakukan melalui jaringan komputer dan untuk mendapatkan kecepatan maka kita harus membelinya ke transmiter dengan sejumlah uang. Kedua interaktif ; teknologi multimedia yang semuanya dibenamkan ke dalam komputer, misalnya teknologi eletronika seperti radio, televisi, cd dan film yang sebelumnya berdiri sendiri-sendiri. Kini semakin bertambah ketika dari komputer yang sama kita dihubungkan dengan “teknologi lain” yang disebut internet, sehingga dapat mengakses pelbagai informasi baik dalam bentuk teks maupun visual dan audio visual dari sember-sumber informasi yang berbeda ruang dan waktu.
e.       Teknologi informasi ; konsep teknologi informasi merupakan diskurus publik yang paling penting dari masyarakat dunia di abad ke -21. Karena diduga pelbagai perubahan berskala dunia dipacu oleh kehadiran teknologi informasi yang praktisnya didukung oleh teknologi telekomunikasi dan teknologi media dalam kesatuan sistem teknologi komunikasi. Dalam dunia bisnis dan industri, istilah teknologi informasi kadang-kadang dipahami sebagai sinonim dari “teknologi komputer”.

3.    Informasi
Kata information dalam bahasa Inggris ini berasal dari bahasa Latin informationem (bentuk akuasif) dan informastion (nominatif). Informasi sebagai kata benda berasal dari kata kerja informare berarti “untuk informasi” atau “hal memberi bentuk pada pikiran”, “menerangkan suatu disiplin”, :mengajar” dan memberikan/mengajarkan “intruksi”. Lebih jauh lagi dalam bahasa Latin kata informasi mengandung konsep atau gagasan. Para ahli komunikasi mengatakan penggunaan kata informasi dalam information (bahasa Inggris) telah menghilangkan banyak makna asli yang terkandung dalam hakikat informasi itu sendiri.[7]
Secara sederhana, informasi merupakan pesan yang diterima dan dipahami. Dalam hal data, informasi dapat didefinisikan sebagai kumpulan fakta yang daripadanya kita manarik suatu kesimpulan. Secara keseluruhan, informasi adalah hasil pemerosesan, manipulasi dan pengorganisasian data dalam suatu cara demi menambah pengetahuan bagi orang yang menerimanya. Jadi sebenarnya informasi merupakan suatu sistem yang bertalian dengan kepentingan yang dinyatakan dalam wujud pesan.[8]
Para ahli komuniasi mengatakan bahwa informasi berkaitan erat dengan kualitas pesan dari pengirim kepada satu atau lebih penerima. Informasi selalu berisi tentang suatu yang memiliki parameter, tentang adanya peristiwa, nilai dan etika. Jika kita memperlihatkan pengertian ini, maka informasi tidak harus akurat, karena akurasi dapat juga berkaitan dengan suatu kebenaran atau kebohongan, atau hanya sekedar kabar burung atau seperti suara pohon tumbang. Mengapa ? gangguan suara yang menghambat aliran komunikasi dan menciptakan kesalahpahaman yang dapat dikatakan sebagai suatu bentuk informasi pula. Namun secara umum, jika jumlah informasi dalam pesan yang diterima meningkat maka pesan akan lebih akurat.[9]

C.      Silaturahim dan Hubungan
1.    Silaturahim
Kata silaturahim atau sering juga disebut silaturahmi dari segi bahasa bermakna hubungan kekerabatan. Silaturahim dibentuk dari kata shilah dan ar-rahim. Kata shilah berasal dari washala-yashilu-wasl(an) wa shilat(an), artinya adalah hubungan. Adapun ar-rahim atau ar-rahm, jamaknya arhâm, yakni rahim atau kerabat. Asalnya dari ar-rahmah (kasih sayang); ia digunakan untuk menyebut rahim atau kerabat karena orang-orang saling berkasih sayang, karena hubungan rahim atau kekerabatan itu. Itulah mengapa silaturahim diartikan sebagai hubungan kekerabatan.
Beberapa ulama mendefinisikan silaturahim sebagai berikut; Menurut al-Manawi, silaturahmi adalah menyertakan kerabat dalam kebaikan. Imam an-Nawawi mengartikan silaturahmi sebagai berbuat baik kepada kerabat sesuai dengan kondisi orang yang menyambung dan yang disambung; bisa dengan harta, kadang dengan bantuan, kadang dengan berkunjung, mengucap salam, dan sebagainya.
Abu Thayyib mengartikan silaturahmi sebagai ungkapan tentang berbuat baik kepada kerabat, orang yang memiliki hubungan nasab dan perkawinan; saling berbelas kasihan dan bersikap lembut kepada mereka, mengatur dan memelihara kondisi mereka, meski mereka jauh atau berbuat buruk. Memutus silaturahmi berlawanan dengan semua itu. Ibn Abi Hamzah berkata, "Silaturahmi bisa dilakukan dengan harta, menolong untuk memenuhi keperluan, menghilangkan kemadaratan, muka berseri-seri, dan doa."
Pengertian yang bersifat menyeluruh adalah menyampaikan kebaikan yang mungkin disampaikan dan menghilangkan keburukan yang mungkin dihilangkan, sesuai dengan kesanggupan.”Tentang siapa yang termasuk orang yang menyambung silaturahmi, Rasul Saw. pernah bersabda:
“Orang yang menghubungkan silaturahmi bukanlah orang yang membalas hubungan baik. Akan tetapi, orang yang menghubungkan silaturahmi adalah orang yang ketika kekerabatannya diputus, ia menghubungkannya. (HR al-Bukhari).
Menyambung silaturahmi adalah jika hubungan kerabat (shilah ar-rahim) diputus, lalu dihubungkan kembali. Orang yang melakukannya berarti telah menghubungkan silaturahmi. Adapun jika kerabat seseorang menghubunginya, lalu ia menghubungi mereka, hal itu adalah balas membalas; termasuk aktivitas saling menjaga silaturahmi, bukan menyambung silaturahmi
Berangkat dari pemahaman arti silaturahim maka ditemukan kata kuncinya yaitu hubungan. Sementara kata kekerabatan menjadi objek yang dihubungkan oleh makna hubungan itu sendiri. Kata kekerabatan atau kerabat dapat dipahami secara lebih luas, tidak terkunci hanya dengan makna yang terhubungkan dengan pertalian darah saja. Bahwa seluruh umat Islam adalah bersaudara, oleh sebab itu menjalin hubungan komunikasi kepada seluruh umat Islam bagian terpenting dari silaturahim.

2.    Hubungan
Komunikasi adalah unsur dasar kehidupan sosial dan sebuah pengertian tentangnya akan menjadi alat yang amat berdayaguna untuk memupuk hubungan yang bersifat produktif dan positif dalam seluruh bidang. Konsep komunikasi dan konsep hubungan saling terkait dengan beberapa cara yang mendasar. Pertama, salah satu hasil paling penting dari komunikasi manusia adalah pengembangan kelompok atau unit sosial dan tidak ada lagi unit sosial yang lebih sentral dalam kehidupan kita daripada hubungan. Kedua, hubungan kita – dengan orang tua, saudara, teman, karib dan rekan – sangat penting untuk pembelajaran, pertumbuhan dan pengembangan. Ketiga, sebagian besar kegiatan komunikasi dengan tujuan tertentu terjadi dan berlangsung dengan hubungan.[10]
Sebelum lebih jauh membahas tentang hubungan maka perlu kita mengajukan pertanyaan, apakah hubungan itu ? banyak makna yang dapat kita berikan berdasarkan dari hubungan yang telah kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dalam arti yang paling dasar, sebuah hubungan terbentuk ketika terjadi proses pengiriman dan penerimaan pesan secara timbal balik, yaitu ketika dua atau lebih individu saling mempertimbangkan dan saling menyesuaikan prilaku verbal dan nonverbal mereka satu sama lain. Pengelohan pesan timbal balik sedemikian, yang boleh kita sebut komunikasi interpersonal, adalah cara-cara di mana semua jenis hubungan diawali, berkembang, tumbuh, dan kadang memburuk.[11]
Hubungan telah menjadi sebuah subjek penting yang terkait dengan komunikasi interpersonal sejak tahun 1960-an.[12] Palo Alto Group menyatakan bahwa ketika dua orang saling berkomunikasi – selain apapun yang mereka lakukan – mereka mengartikan hubungan mereka dengan cara mereka berinteraksi. Ketika anda berbicara dengan seorang teman, rekan kerja, pengajar, atau anggota keluarga. Anda selalu menciptakan sebuah dugaan untuk prilaku anda sendiri dan prilaku orang lain. Kadang, anda memperkuat dugaan lama anda dan pada waktu yang lain, anda terlibat dalam pola-pola interaksi baru yang dapat membentuk dugaan baru untuk interaksi di waktu yang akan datang.[13]
Terkait dengan hubungan komunikasi interpersonal yang telah diuraikan di atas maka akan di jumpai empat teori atau bisa juga disebut sebagai empat model hubungan interpersonal[14], sebagai berikut ;
a.       Model pertukaran Sosial ; model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Thibault dan Kelley menyimpulkan bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya. Bila tidak memuaskan lagi maka hubungan sosial tersebut terputus.
b.      Model Peranan ; hubungan panggung sandiwara, setiap orang harus memainkan peranannya sesuai dengan “naskah” yang telah dibuat masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan ekspedisi peranan (role expectation) dan tuntutan peranan (role demands), memiliki keterampilan peranan (role skills) dan terhindari dari konlik peranan dan kerancuan peranan. Ekspektasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas dan hal lain yang berkaitan dengan posisi tertentu dalam kelompok. Tuntutan peranan adalah desakan sosial yang memaksa individu untuk memenuhi peranan yang telah dibebankan kepadanya. Keterampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu. Konflik peranan terjadi bila individu tidak sanggup mempertemukan berbagai tuntutan peranan yang kontradiktif.
c.       Model Permainan ; orang-orang berhubungan dalam bermacam-macam permainan. Mendasari permainan ini adalah tiga bagian kepribadian manusia – orang tua, orang dewasa dan anak. Orang tua adalah aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan prilaku yang kita terima dari orang tua kita atau orang yang kita anggap orang tua kita. Orang dewasa adalah bagian kepribadian yang mengolah informasi secara rasional, sesuai dengan situasi dan biasanya berkenaan dengan masalah-masalah penting yang memerlukan pengambilan keputusan secara sadar. Anak adalah unsur kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak dan mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas dan kesenangan.
d.      Model Interaksional ; hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat struktural, integratif dan medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai satu kesatuan. Selanjutnya, semua sistem mempunyai kecenderungan untuk memelihara dan mempertahankan kesatuan. Bila ekuilibrium sistem terganggu, segera akan diambil tindakannya. Dalam mempertahankan ekuilibrium, sistem dan subsistem harus melakukan transaksi yang tepat dengan lingkungannya (medan).
Demikian beberapa model hubungan interpersonal yang tidak menutup kemungkinan terjadinya hambatan-hambatan dalam berkomunikasi. Hal ini sesuai bahwa kadang kala komunikasi interpersonal mengalami kemunduran atau lebih tepatnya memburuk. Berikut ini adalah beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi yang harus menjadi perhatian[15] ;
a.       Gangguan ; ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat diklasifikasi sebagai gangguan mekanik yaitu gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik dan gangguan semantik yaitu gangguan dalam pesan melalui penggunaan bahasa yang menyebabkan salah pengertian mengenai istilah atau konsep yang terdapat pada komunikator.
b.      Kepentingan ; interest atau kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan. Orang akan hanya memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya.
c.       Motivasi Terpendam ; akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Keinginan, kebutuhan dan kekurangan seseorang berbeda dengan orang lainnya, dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga karenanya motivasi itu berbeda dalam intensitasnya. Demikian pula intensitas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi.
d.      Prasangka : merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk manarik kesimpulan atas dasar syakwasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional. Emosi sering sekali membutakan pikiran dan pandangan kita terhadap fakta yang nyata.

D.      Merajut Silaturrahim Dengan Teknologi
Ilmu komunikasi pada hakekatnya adalah ilmu tentang mengirim dan menerima pesan, baik dengan lisan, tulisan maupun dengan anggota tubuh. Manusia patut bersyukur kepada Allah karena seluruh komponen pengirim dan penerima pesan disediakan secara gratis dan siap difungsikan sesaat kita dilahirkan bahkan sebelum dilahirkan.[16] Komponen-komponen pengirim dan penerima pesan yang paling penting yang diciptakan Allah adalah pendengaran, penglihatan dan hati.
Komponen-komponen itu merupakan rahmat dan wujud kasih sayang Allah kepada seluruh manusia dan berkat komponen tersebut manusia diberikan kemampuan untuk berkomunikasi dengan sesama dengan berbagai macam bahasa. Oleh karena itu pula manusia juga disebut sebagai makhluk sosial. Manusia tidak mungkin hidup menyendiri dan memisahkan diri dari komunitasnya. Aspek inilah yang menjadi bidang garap terluas ilmu komunikasi secara umum.
Salah satu tugas utama Nabi Muhammad Saw di utus oleh Allah ke muda Bumi adalah mengarahkan manusia agar membangun komunikasi yang dapat mendatangkan hubungan kasih sayang, bukan komunikasi yang menimbulkan kebencian.[17] Allah lewat Rasul-Nya melarang manusia untuk tidak saling berkomunikasi lebih dari tiga hari jika didasarkan atas alasan kebencian. Dalam Islam, perbuatan tidak menegur sesama selama tiga hari atas dasar kebencian hukumnya haram.
Lebih lanjut, manusia diciptakan oleh Allah dengan berbagai macam latar belakang, baik bahasa, adat, suku, bangsa, dan agama. maksud dari keragaman itu adalah agar manusia saling mengenal. Saling mengenal tidak sekedar untuk menghubungkan antar manusia, baik yang memiliki hubungan nasab atau tidak, tetapi juga bertujuan untuk menebarkan nilai positif kepada setiap orang yang berkenalan dengan kita.
Kebutuhan  manusia untuk berkomunikasi dengan sesama terwujud dalam berbagai aktivitas. Di antara yang sangat dianjurkan oleh Islam adalah menggencarkan silaturahmi. Karena silaturahmi merupakan proses komunikasi yang mengantarkan manusia untuk merasakan kehidupan yang damai dan nyaman[18].
Persoalannya sekarang adalah bagaimana silaturahim itu bisa terus menerus dilakukan di tengah kesibukan setiap orang dalam urusan pekerjaannya, dihambat oleh dinding-dinding rumah yang tebal dan tinggi, setipa anggota kerabat dipisahkan oleh jarak yang jauh, dibatasi oleh batas-batas negara dan lain sebagainya. Di tengah pelbagai persoalan masyarakat inilah, teknologi komunikasi memainkan peranannya.
Teknologi komunikasi mampu hadir dan menemani setiap kesibukan individu-individu dari anggota masyarakat, teknologi komunikasi mampu menembus dinding-dinding tebal dan tinggi, teknologi komunikasi mampu memperpendek jarak yang jauh , teknologi komunikasi mampu menerobos batas-batas negara tanpa ada yang bisa menghalanginya. Teknologi komunikasi telah merajut kembali silaturahim yang hampir terputus akibat batas-batas negara, jarak yang berjauhan, dinding-dinding tebal dan tinggi, kesibukan setiap orang dalam mempertahankan hidup dan lain sebagainya.
Dengan teknologi komunikasi saya bisa mengatakan berteman dengan seseorang yang – mungkin saja sampai saat ini – belum pernah bertatap muka langsung dengannya. Dengan teknologi komunikasi pula saya bisa menemukan teman atau kerabat yang sudah lama tidak berjumpa karena tidak diketahui keberadaannya. Kembali, teknologi komunikasi telah merajut hubungan yang lama terpisah, marajut persaudaraan yang sebelumnya tak pernah saling bertatap muka.
Kemudian, teknologi informasi telah memberikan banyak pengetahuan bahkan ilmu pengetahuan baru yang bisa didapat tanpa harus memikirkan ruang dan waktu. Di mana dan kapan saja, setiap kita dengan teknologi informasi dapat mengakses berbagai informasi sesuai yang kita inginkan. Dengan teknologi informasi ini pula kita diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menyiarkan pesan dan ilmu kepada siapa saja tanpa juga dibatasi oleh ruang dan waktu.
           
E.       Kesimpulan
Menurut McLuhan bahwa teknologi telah sangat menentukan perubahan dalam masyarakat. Teknologi lisan yang mengandalkan pendengaran dan berkumpul digeser oleh teknologi tulisan yang mengandalkan penglihatan dan tidak lagi membutuhkan orang untuk berkumpul. Bentuk masyarakat dengan teknologi tulisan semakin dipertajam oleh munculnya teknologi cetak. Ketika teknologi elektronika hadir maka kecenderungan masyarakat kembali ke era lisan walau dengan bentuk yang berbeda. Lisan pada era kesukuan mengharuskan orang untuk berkumpul dan bertatap muka, tetapi lisan pada era elektronika tidak membutuhkan untuk bertatap muka tetapi cukup dengan teknologi komunikasi.
Saat ini memang kita tengah dikepung oleh teknologi. Tidak ada satu sendi kehidupan pun yang terbebas dari teknologi. Karena itu teknologi, terutama komunikasi dan informasi telah memainkan peranan penting dalam merajut hubungan silaturahim. Dengan teknologi komunikasi dan informasi, berbagai tali silaturahim yang terancam terputus telah terajut sedemikian rupa. Terimakasih kepada siapa saja yang telah menemukan teknologi komunikasi dan informasu, semoga Allah memberikan limpahan karunia-Nya.
  

DAFTAR PUSTAKA

Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011)
Brent D. Ruben dan Lea P. Stewart, Komunikasi dan Prilaku Manusia (Jakarta; PT Rajagrafindo Persada, edisi kelima, 2013)
Harjeni Hefni, Komunikasi Islam, (Jakarta; Prenadamedia Group, 2015)
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2005)
Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014)
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung; PT Citra Aditya Bakti, 2003)
Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss, Teori Komunikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011)



[1] Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), h. 486
[2] Ibid, h. 488-491
[3] Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 846-847
[4] Ibid
[5] Ibid
[6] Ibid, h. 854-857
[7] Ibid, h. 838
[8] Ibid, h. 839
[9] Ibid
[10] Brent D. Ruben dan Lea P. Stewart, Komunikasi dan Prilaku Manusia (Jakarta; PT Rajagrafindo Persada, edisi kelima, 2013), h. 268
[11] Ibid
[12] Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss, Teori Komunikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h. 283
[13] Ibid, h. 284
[14] Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 121-124
[15] Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung; PT Citra Aditya Bakti, 2003), h. 45-49
[16] Harjeni Hefni, Komunikasi Islam, (Jakarta; Prenadamedia Group, 2015), h. 51
[17] Ibid, h. 66
[18] Ibid, h. 69